Saturday, 1 June 2013
Thursday, 30 May 2013
Tuesday, 28 May 2013
Software Maintenance / Perawatan Software
Setelah sebuah software berhasil di buat, maka hal apakah
yang harus di lakukan untuk memastikan bahwa kualitas software tersebut tetap sesuai dengan kehandalan dan perjanjian
di awal pembuatannya.
Maintenance software digunakan untuk memastikan apakah
fungsional teknis software telah sesuai atau tetap sesuai dengan kehandalannya
di awal, memastikan kepada pihak manajerial untuk menyediakan tanggal dan
budget melakukan update agar software tetap dapat berjalan, maupun untuk mengefisiensikan
software dari sisi penggunaanya maupun aktivitas pemeliharaannya.
Kenapa hal ini di perlukan?
Karena kebanyakan software butuh untuk di update sesuai
dengan perkembangan softwarenya, oleh karena itu sebuah software perlu di
rawat, di bersihkan dari data-data yang mungkin tidak diperlukan lagi,
membangun agar software tetap up-to-date, menjaga data-data yang penting dengan
melakukan back-up data secara berkala dan menjaga software dari virus dan
ancaman kerusakan lainnya.
Bagaimana hal ini dapat dilakukan?
Yang pertama dapat dilakukan adalah mendokumentasikan setiap
dokumen penting software dengan baik, mengedukasi user dalam proses
penggunaannya, dan men-encourage user untuk meng-update versi dan antivirusnya.
Dan yang terakhir dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan secara
berkala terhadap software yang di jalankan.
Dalam memastikan kualitas software yang baik, dibutuhkan dua
buah pondasi, yaitu maintenance policy, yaitu bagaimana kebijakan dan
konsentrasi perusahaan tersebut dalam melakukan perawatan terhadap software
yang di milikinya.
Dan selain itu, yang menjadi pondasinya adalah paket dari
kualitas software itu sendiri. Bagaimana dari tim pembangun software itu
sendiri memastikan kualitas dari software tersebut.
Software Testing
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas akan pentingnya
testing untuk memastikan sebuah kualitas software.
Mari kita mulai dari pengertian dasar testing.
Testing berasal dari kata ‘Test’ merupakan sebuah proses untuk
mengetahui item-item pada sesuatu
yang sedang menjadi objek testing.
Item-item tersebut dianalisa. Dalam konteks kali ini, adalah testing dalam software.
Untuk apakah testing
itu dilakukan?
Testing sendiri dilakukan baik oleh orang /
tim yang sedang men-developed nya
langsung atau orang / tim lain yang memang disengaja untuk dibayar melakukan
pengetesan. Testing memiliki tujuan
untuk mencari tahu akan keadaan sesungguhnya software dibandingkan dengan keadaan yang direncanakan. Apakah
semua yang direncanakan sudah berhasil di implementasikan. Serta untuk mengecek
apakah fitur-fitur dalam software
tersebut sudah siap dan sesuai.
Proses testing yang
baik dilakukan diseluruh fase developed
software. Hal ini dilakukan untuk menvalidasikan dan menverifikasikan semua
yang sudah di lakukan dalam proses pembangunannya.
Apa yang dimaksud dengan verifikasi?
Verifikasi adalah sebuah langkah untuk memastikan proses
yang dilakukan sudah benar. Verifikasi sendiri biasanya menggunakan metode WhiteBox dalam langkah pengetesannya.
White box adalah sebuah langkah pengetesan dengan mengecek terhadap komponen
pembangun software tersebut secara langsung.
Sedangkan validasi adalah sebuah metode pengetesan untuk
mengetahui bahwa sesuatu / software yang dibangun tersebut sudah sesuai/benar
sesuai yang diinginkan pada perjanjian di awal.
Dalam validasi, tidak seperti verifikasi yang langsung
melihat pada code/ langkah
pembuatannya, tetapi lebih melihat apakah yang dikerjakan sudah tepat dan
sesuai dengan proposal kerjasama di awal. Proses validasi ini lebih menggunakan
pengetesan secara Blackbox, yaitu
pengetesan untuk melihat apakah fungsi-fugsi sudah berjalan terlepas dari coding dan langkah pembangunnya di
dalamnya.
Selain dua tipe pengetesan tersebut, masih terdapat enam tipe
pengetesan lainnya, yaitu secara unit
(pengetesan berdasarkan unit-unit yang di tes), integration ( mengetes apakah satu fungsi dengan fungsi lainnya
telah berhubungan dan berjalan dengan baik), functional (mengetes terhadap fungsi-fungsi di dalam keseluruhan
produk), system ( mengetes keseluruhan
produk dengan menggunakan lingkungan yang berbeda-beda, mengetes apakah
aplikasi dapat berjalan dengan baik meskipun sistemnya telah berubah),acceptance ( mengetes dari sisi
pelanggan, apakah sudah sesuai dengan ekspetasi pelanggan di awal), Beta ( secara independen untuk
mengetahui apakah sudah sesuai dengan ekspetasinya yang di lakukan dari layer
customer secara langsung) ataupun regression,
yaitu pengetesan yang di lakukan oleh tim developer
langsung atau tester untuk mengetes
apakah dokumentasi sudah sesuai dengan yang diperlukan oleh user.
Monday, 27 May 2013
Mengenal Requirement Traceability Matrix
Mengenal Requirement
Traceability Matrix
Apa ?
Requirement Traceability Matrix adalah sebuah tabel yang menghubungkan
antara kebutuhan (requirement) sebuah software dari awal mereka dibentuk hingga
jejak pembuatannya selama proses life ciycle pembuatan software tersebut
berjalan.
Siapa?
Sebagian orang masih menggunakannya dengan
beberapa template yang berbeda-beda.biasanya yang menggunakannya adalah
orang-orang yang berkecimpung dalam pekerjaannya dalam tim proyek. Ketika ia
menyadari akan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif dan menginginkan
laporan yang yang terencana dan terarah, maka ia akan menggunakan traceability
matrix yang baik.
Dimana?
Biasanya terdapat dalam rencana atau laporan
pengerjaan proyek. ditemukan dalam bentuk laporan atau dokumen untuk memastikan bahwa requirement yang dibutuhkan dapat terpenuhi.
Mengapa?
- Untuk mempermudah mengerjakan proyek (mempermudah untuk setiap anggota tim mengerti capaian dan target dari tim proyek pada satu waktu tertentu.)
- Untuk memastikan requirement telah terpenuhi
- Mengurangi kemungkinan terjadinya bug dan error
- Mengetahui pencapaian pada satu waktu
- Mengerti mana critical dan mana yang tidak, sehingga setiap anggota tim proyek dapat memaksimalkan kinejanya.
Kapan?
Dimulai dari awal inisiasi proyek hingga proyek selesai. TraceAbility matrix ini digunakan lebih ke arah monitoring kinerja dari tim sebuah proyek.Bagaimana?
- Me-listkan requirement selengkap mungkin
- Menentukan tingkat kritisnya
- Membuat alur pengerjaannya
- List selesai / belum di selesaikan
- List test atau belum di test kan
hubungannya dengan manajemen kualitas adalah, Requirement Traceability Matrix ini dapat digunakan sebagai salah satu tools untuk memastikan bahwa kebutuhan software telah terpenuhi sesuai dengan yang di harapkan sehingga kualitas dari software tersebut dapat sesuai dengan ekspetasi kualitasnya di awal.
Subscribe to:
Posts (Atom)